Jumat, 31 Mei 2013

Proses terbentuknya alam semesta


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada hakikatnya, dunia merupakan sedikit perwujudan dari Kekuasaan Tuhan yang Maha Luas. Yang demikian itu, sebagaimana dinyatakan dalam  Hadits Qudsi yang mengembalikan gagasan Penciptaan kepada gagasan Pengetahuan, seperti dinyatakan “Aku adalah harta benda yang tersembunyi; Aku ingin diketahui (atau mengetahui) maka Aku menciptakan dunia”. Sesuai Firman-Nya
أَوَلَمۡ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّ ٱلسَّمَـٰوَاتِ وَٱلۡأَرۡضَ ڪَانَتَا رَتۡقً۬ا فَفَتَقۡنَـٰهُمَا*ۖ وَجَعَلۡنَا مِنَ ٱلۡمَآءِ كُلَّ شَىۡءٍ حَىٍّ*ۖ أَفَلَا يُؤۡمِنُونَ (٣٠
Artinya:“Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?”(Q.S Al-Anbiya’[21]:30)
Pembahasan tentang proses lahirnya alam semesta, pastilah berbicara apa yang termasuk dalam Alam Semesta tersebut, seperti bumi, manusia, langit, bintang dan segala sesuatu yang berawal dari adam(tidak ada) menjadi maujud(ada).
Proses lahirnya alam semesta dapat ditinjau dari perfektif Agama Islam (Al-Qur’an & Hadits) dan Ilmu Pengetahuan/Sains. Ilmu pengetahuan mengemukakan beberapa teori asal usul Alam Semesta seperti Bigbang.Sedangkan Al-Qur’an dan Hadits menguak hal tersebut dengan menyiratkannya dalam ayat-ayat suci. Perbedaan cara-cara pengungkapan proses inilah yang membuat kami mengangkat tema ini. Dari teori-teori para ilmuwan yang bermunculan berkenaan dengan lahirnya alam ini serta dalil-dalil naqli yang tersirat dalam Al-Qur’an dan Hadits tersebut pastilah dapat ditarik benang merah atau kesamaan di antara keduanya.
Adanya kesamaan inilah secara tidak langsung membuktikan bahwa Al-Qur’an merupakan Kitab suci seluruh zaman, menyingkap kejadian lalu, sekarang dan akan datang. Semua bukti ini memantapkan rasa ta’jub luar biasa kepada Sang Khalik Alam Semesta Allah Azza Wa Jalla.


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Alam Semesta?
2.      Bagaimana proses lahirnya Alam Semesta menurut Ilmu Pengetahuan/Sains?
3.      Bagaimana proses lahirnya Alam Semesta menurut Agama Islam?



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Alam Semesta
Pengertian Alam Semesta sangatlah  luas, dan tentu saja pengertian tersebut berbeda antara Ilmu Kosmologi/Fisiska dan Astronomi dengan pengertian yang diciptakan Tuhan.
Kata alam semesta (universe) digunakan pada pertengahan abad ke-20 untuk menjelaskan seluruh ruang waktu kontinu dimana makhluk hidup berada, dengan energi dan materi yang dimilikinya.Yang termasuk materi disini adalah matahari, bulan, bintang-bintang, planet-planet, galaksi, komet, asteroid, awan nebula, dan ruang diantaranya.[1]
Menurut orang Babylonia (kurang lebih 700-600 SM), alam semesta merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit beserta bintang sebagai atapnya.[2]
Menurut pendapat lain alam semesta atau jagad raya dapat diartikan sebagai suatu ruangan yang maha besar, dimana didalamnya terjadi segala peristiwa alam yang dapat diungkapkan manusia maupun yang belum dapat diungkapkan manusia.[3]


Makna alam semesta yang Tuhan ciptakan terkandung dalam salah satu firmannya,
.......رَبِّ العَالَمِيْنَ
Artinya :”. …….Tuhan semesta alam[3].(Q.S Al-Fatihah [1]:2)
[3]……..'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.

Dari keterangan tersebut, alam semesta dapat dijelaskan sebagai “alam yang diciptakan Tuhan beserta segala isi yang ada di dalamnya, baik yang tampak ataupun tidak”. Singkatnya, alam yang dimaksud Tuhan adalah segala apa yang ada di alam semesta beserta apa yang melingkupinya termasuk yang gaib(tidak terlihat).
B.     Proses Lahirnya Alam Semesta Menurut Sains/Il-Peng
Lahirnya Alam Semesta ditinjau dari segi Sains dapat di jelaskan oleh beberapa Teori, diantaranya:
1.      Teori Big Bang atau dentuman
Big Bang atau dentuman/ledakan besar merupakan teori Ilmu Pengetahuan yang dikemukakan oleh Edwin Hubble.Teori ini diyakini banyak ilmuwan sebagai awal dari terbentuknya alam semesta.Teori ini menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta.
Berdasarkan teori Big Bang, alam semesta ini terbentuk dari ledakan mahadasyat yang terjadi sekitar 13.700 juta tahun lalu. Ledakan tersebut berawal dari materi yang terbentuk kemudian terpadatkan menjadi setitik massa dengaan suhu dan tekanan yang sangat tinggi sehingga kemudian meledak. Ledakan mahadahsyat ini melontarkan materi dalam jumlah sangat besar ke segala penjuru alam semesta.Setelah mendingin dalam perjalanan waktu, serpihan materi-materi ini kemudian mengisi alam semesta dalam bentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid/komet, energi, dan partikel lainnya di alam semesta ini dengan susunan yang rapi dan teratur pada orbitnya masing-masing[4].
2.      Teori Osilasi
Teori ini menyatakan bahwa “Materi alam semesta bergerak saling menjauhi kemudian akan berhenti, lalu akan mengalami pemampatan demikian seterusnya secara periodik.”
Teori ini mengemukakan bahwa alam semesta sekarang sedang mengembang karena sebelumnya telah terjadi penyusutan. Dalam proses ini tidak ada materi yang rusak atau hilang ataupun tercipta, hanya mampat atau merenggang.
Teori osilasi memandang kejadian alam semesta sama dengan teori keadaan tetap, yaitu bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak akan berakhir. Bedanya dalam teori osilasi masih mengakui adanya dentuman besar dan pada suatu saat gravitasi akan menyedot kembali sehingga alam semesta akan mengempis (collapse) yang pada akhirnya akan menggumpal kembali dalam kepadatan yang tinggi dengan temperatur yang tinggi dan akan terjadi dentuman besar kembali. Setelah big-bang kedua terjadi, dimulai kembali ekspansi kedua dan suatu saat akan mengempis kembali dan meledak untuk ketiga kalinya, begitulah seterusnya.[5]
3.      Teori keadaan tetap (steady-state theory)
Tahun 1948, teori kedaan-tetap atau teori alam semesta tak terhingga dicetuskan oleh Fred Hoyle, Thomas Gold dan Hermann Bondi sebagai alternatif dari teori ledakan besar (Big Bang theory). Teori ini tidak lebih dari perpanjangan paham materialistis abad ke 19 yang mengabaikan adanya sang Pencipta dan model semesta yang tanpa batas. Menurut model ini, ketika alam semesta mengembang, materi baru terus-menerus muncul dengan sendirinya dalam jumlah tepat sehingga alam semesta berada dalam “keadaan stabil”.
Galaksi baru yang terciptakan dari materi baru ini akan membuat jagat raya tampak sama sepanjang masa. Untuk mempertahankan kerapatan jagat raya konstan, laju penciptaan materi cukup kecil yakni satu atom hidrogen per sentimeter kubik setiap 1 milyar tahun. Dengan kata lain, alam semesta menurut teori ini adalah statis/tetap, tidak permulaan atau akhir. Walaupun mereka mengakui bahwa alam semesta berekspansi, namun mereka menyatakan bahwa alam semesta akan tetap sama kelihatannya sampai kapanpun. Teori ini segera runtuh dan tidak banyak penggemarnya ketika ditemukan radiasi latar belakang kosmik.Teori ini berdasarkan prinsip kosmopologi sempurna yang menyatakan bahwa alam semesta dimanapun dan bagaimanapun selalu sama.berdasarkan prinsip tersebut, alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu di alam semesta selalu tetap sama walaupun galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi satu sama lain. Kenyataanya bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi lama.
Ada beberapa pendapat tentang Teori Keadaan Tetap, diantaranya:[6]
a.       Gatot Subroto mengatakan ”Menurut teori ini , jagat raya selalu memuai dengan kecepatan tetap dan   pembentukan materi baru terus-menerus berlangsung , sehingga dalam ruang tertentu selalu dijumpai jumlah materi-materi yang sama. Teori ini tidak mengenal dentuman (ledakan) ke pusat jagat raya”.
b.      Menurut Samadi, Teori ini dikemukakan oleh Fred Hoyle, Herman Bondi, dan Thomas Gold. Mereka menyatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir. Mereka berpendapat bahwa alam semesta selalu dalam kaedaan tetap karena secara terus-menerus diimbangi dengan terciptanya materi baru. Materi baru itu kemudian memadat menjadi galaksi, selanjutnya mengisi ruang-ruang yang kosong untuk mengganti materi yang berpindah akibat pemuaian.
c.       Sumber Danang Endarto,Sarwono,Singgih Prihadi menyatakan bahwa Teori Creatio Continua (keadaan tetap) dikemukakan oleh Fred Hoyle, Bendi, dan Gold. Teori ini menyatakan bahwa saat diciptakan alam semesta ini tidak ada. Alam semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada atau dengan kata lain alam semesta tidak pernah bermula dan tidak akan berakhir. Pada setiap ada partikel yang dilahirkan dan ada yang lenyap. Partikel-partikel tersebut kemudian mengembun menjadi kabut-kabut spiral dengan bintang-bintang dan jasad-jasad alam semesta. Partikel yang di lahirkan lebih besar dari yang lenyap, sehingga mengakibatkan jumlah materi makin bertambah dan mengakibatkan pemuaian alam semesta. pengembangan ini akan mencapai titik batas kritis pada 10 milyar tahun lagi. Dalam waktu 10 milyar tahun, akan di hasilkan kabut kabut baru. menurut teori ini 90% materi alam semesta adalah hidrogen dan hidrogenin, kemudian akan terbentuk helium dan zat zat lainnya.
C.    Proses Lahirnya Alam Semesta Menurut Agama Islam
Proses lahirnya alam semesta ditinjau dari sudut pandang Agama dapat diketahui dengan mentadaburi apa yang tersirat dalam Al-Qur’an dan Hadits.
Al-Qur’an telah menegaskan secara jelas bahwa alam semesta atau kosmos yang terdiri atas benda-benda langit, seperti bintang, planet, termasuk bumi didalamnya, satelit, dan asteroid, pada mulanya menyatu membentuk asap atau kabut. Kemudian Allah Swt memisahkannya sejak milyaran tahun silam menjadi benda-benda, sebagaimana yang terdapat di alam raya ini.[7]
Sesuai dengan firman-Nya
ثُمَّ اسۡتَـوٰۤى اِلَى السَّمَآءِ وَهِىَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلۡاَرۡضِ ائۡتِيَا طَوۡعًا اَوۡ كَرۡهًا ؕ قَالَتَاۤ اَتَيۡنَا طَآٮِٕعِيۡنَ‏ ﴿۱۱
Artinya:”Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".(Q.S Fushilat [41]:11)
Kemudian Allah memisahkan antara keduanya(langit dan bumi) dan menciptakan benda lainnya.
أَوَلَمۡ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّ ٱلسَّمَـٰوَاتِ وَٱلۡأَرۡضَ ڪَانَتَا رَتۡقً۬ا فَفَتَقۡنَـٰهُمَا*ۖ وَجَعَلۡنَا مِنَ ٱلۡمَآءِ كُلَّ شَىۡءٍ حَىٍّ*ۖ أَفَلَا يُؤۡمِنُونَ (٣٠

Artinya:”Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?”(Q.S Al-Anbiya [21]:30)
Awal penciptaan alam semesta dimulai dengan perintah Tuhan, Kun, “Jadilah!”[1].
[1]Dalam Bahasa Arab, Kun terdiri dari dua huruf, yakni kaf dan nun. Kaf  mewakili kata kamal, atau kesempurnaan, dan Nun mewakili kata nur  atau cahaya. Maka, wujudlah dari cahaya yang sempurna. Ciptaan yang pertama ini dinamakan dengan cahaya kenabian, atau cahaya murni yang mendahului alam semesta
انَّمَاقَوْلُنَا لِشَيْءٍ اِذَآاَرَدْنَاهُ اَنْ نَّقُوْلَ لَهُ كُنْ فَيَكُوْنَ (٤٠
Artinya:”Sesungguhnya Perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: "kun (jadilah)", Maka jadilah ia.”(Q.S An-Nahl [16]:40)
Alam semesta mulai terbentang. Proses penciptaan alam semesta dimulai dari titik tunggal (an-nuqthah) yang kemudian Allah ledakkan. Pada titik tunggal tersebut terkandung berbagai macam materi penyusun alam semesta dan makhluk hidup yang kelak Allah hadirkan, oleh para ahli ilmuwan peristiwa inilah yang di sebut dengan BIG BANG. Dalam Al-Qur’an, proses penciptaan alam semesta di gambarkan laksana mekarnya bunga mawar.
فَاِذَاانْشَقَّتِ السَّمَآءُ فَكَانَتْ وَرْدَةً كَالدِّهَانِ (۳۷
Artinya:”Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak”.(Q.S Ar-Rahman [55]:37)
Kemudian alam semesta memuai atau berekspansi(sejalan dengan surah Adz-Dzariyat [51]:47)
وَالسَّمَآءَ بَنَيْنَاهَا بِاَيْدٍ وَّاِنَّا لَمُوْسِعُوْنَ (٤۷
Artinya:”Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan Sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya ”(Q.S Adz-Dzariyat [51]:47)
Allah menciptakan alam semesta selama enam masa atau enam hari yang bila dihitung oleh manusia akan membutuhkan waktu milyaran tahun kemudian.
وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَا فِىۡ سِتَّةِ اَيَّامٍ*وَّمَا مَسَّنَا
مِنۡ لُّغُوۡبٍ‏ ﴿٥۸

Artinya:”Dan Sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan.”(surat Qaf (51) ayat 58)
1.      Masa I (ayat 27): Penciptaan langit pertama kali
2.      Masa II (ayat 28): Pengembang dan Penyempurnaan
3.      Masa III (ayat 29): Pembentukan tata surya termasuk bumi
4.      Masa IV (ayat 30): Awal mula daratan di Bumi
5.      Masa V (ayat 31): Pengiriman air ke Bumi melalui komet
6.      Masa VI (ayat 32-33): Proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia



BAB III
KESIMPULAN
                Alam semesta atau jagad raya dapat diartikan sebagai suatu ruangan yang maha besar, dimana didalamnya terjadi segala peristiwa alam yang dapat diungkapkan manusia maupun yang belum dapat diungkapkan manusia
            Proses lahirnya alam semesta dapat di lihat dari segi Sains/Ilmu pengetahuan dan dari segi Agama(Qur’an dan Hadits)









[1] Firman Suadi, Alam Semesta yang Menakjubkan, (Jakarta: Bee Media Indonesia, 2009), h. 6
[2] Biasa Saja, Pengertian Semesta, dalam http://www.santriuniversitas.blogspot.com., 05 November 2010
[3] Ayu Redhatya, Tugas Imu Alamiah Dasar, dalam http://www.aredhyta.blogspot.com., 31 Maret 2012
[4] Firman Sujadi, Alam Semesta yang Menakjubkan, (Jakarta: Bee Media Indonesia, 2009), h. 8
[5] Adi Putra, Teori Osilasi, dalam http://adiediemo.blogspot.com., 21 Oktober 2010
[6]Imas Yuniar, Makalah Geografi Billingual(Materi Jagat Raya), (Jakarta: 2011), h. 6-9
[7] Djamaludin Dimjati, Menyingkap Kebenaran Al-Qur’an, (Solo: Tiga Serangkai, 2008), hal. 23

1 komentar:

  1. mohon untuk surat Qaf ditinjau lagi apakah benar ayat 58 terima kasih

    BalasHapus